Total Pageviews

Monday, September 12, 2011

Isi KTI BERAS MERAH penurun kolesterol


                                                             BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Kesehatan merupakan hal terpenting bagi  kehidupan manusia. Terlebih jika seseorang telah memasuki usia senja. Di negara berkembang seperti Indonesia tempaknya kesehatan masih dianggap hal yang remeh. Seseorang baru kebingungan jika mendapati dirinya memperoleh penyakit yang serius. Hal tersebut tentunya tidak akan terjadi apabila seseorang telah mempersiapkan dirinya dalam hal kebutuhan kesehatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengobatan modern untuk menurunkan kolesterol mulai berpaling pada bahan tradisional, yakni ragi beras merah. Bahan ini sebenarnya telah digunakan sebagai pengawet makanan, penyedap rasa dan bahan pewarna alami sejak beratus tahun lalu di Cina. Selain itu ragi beras merah dipakai sebagai obat pelancar peredaran darah dan saluran pencernaan.
            Ragi beras merah menjadi efektif untuk menurunkan kadar kolesterol karena mengandung sejenis statin. Ketika dibuat tapai pun , beras merah menghasilkan antioksidan yang berguna bagi tubuh.  Sebuah penelitian pada 2008 menyatakan, ragi beras merah juga cukup manjur memotong setengah dari resiko serangan jantung
.
            Pada dasarnya , kolesterol sendiri ialah sejenis lemak yang sangat vital bagi kehidupan kita karena  kolesterol dapat menghasilkan membran sel dan sejumlah hormon. Kebutuhan kolesterol sebenarnya telah dicukupi oleh produksi dari hati. Masalahnya apabila seseorang mengkonsumsi lemak berkadar jenuh tinggi, maka kandungan kolesterol akan bertambah dan akan berdampak buruk bagi kondisi tubuh.  
            Masyarakat Indonesia dalam hal pengobatan masih berimbang kondisinya antara yang percaya terhadap pengobatan medis dan pengobatan tradisional. Pengobatan medis seringkali dicap sebagai pengobatan yang hanya dijangkau golongan menengah ke atas. Hal ini karena biaya pengobatan medis yang relatif mahal. Sedangkan masyarakat golongan menengah hanya bisa mengandalkan pengobatan tradisional melalui jamu ataupun terapi-terapi tradisional yang belum dijamin khasiatnya. Tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban akibat penggunaan obat tersebut , misalnya keracunan jamu.
            Pengobatan untuk mengurangi kadar kolesterol akan menghabiskan biaya yang mahal jika harus mengkonsumsi pengobatan medis dari dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat seperti Atorvastatin,Fluvastatin,dan Lovostatin. Apabila penderita termasuk golongan orang kaya tentunya tidak terlalu membebani. Namun apabila penderita dari golongan orang biasa, mereka akan kesulitan untuk memperolehnya. Mengingat kolesterol dapat menyerang semua orang tanpa mengenal status.
            Berdasarkan masalah di atas, penulis mencoba untuk mencari pengobatan alternatif untuk mengurangi kadar kolesterol.  Pengobatan yang murah akan didapatkan melalui pengobatan tradisional. Ragi beras merah sekarang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai obat karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit termasuk  untuk mengurangi kolesterol. Namun ketika penulis mencari informasi diketemukan bahwa konsumsi ragi beras merah secara berlebih dapat menimbulkan diare, kentut, mual, dan demam. Bahkan bisa menimbulkan gastritis.
            Berdasarkan dua  kejadian yang saling bertolak belakang tersebut penulis ingin mencari tahu manfaat dari mengkonsumsi ragi beras merah. Penulis juga meneliti apakah variasi dalam mengolah beras merah dapat menimbulkan khasiat yang berbeda pula ataukah sama saja. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan cara mengolah ragi beras merah yang dapat menghasilkan khasiat terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol. Sehingga nantinya tidak  lagi terjadi kebingungan yang mendera masyarakat.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada berbagai kasus di atas dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
1.  mahalnya pengobatan medis baik biaya perawatan maupun harga obat
2.  meningkatnya penyebaran penyakit di masyarakat
3.  pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai pengobatan yang baik
4.  banyak makanan yang menyebabkan kolesterol
5.  faktor konsumsi makanan yang mempengaruhi kadar kolesterol
6.  pengetahuan tentang cara pembuatan biang ragi yang benar masih rendah

C.     Batasan Masalah
Agar  masalah yang dibahas tidak melebar jauh dari yang diinginkan, maka penulis hanya membatasi pada masalah:
1.   Pengaruh ragi beras merah bagi penurunan kadar kolesterol.
2.   Faktor konsumsi makanan yang mempengaruhi kadar kolesterol
3.   Pengetahuan tentang cara pembuatan biang ragi yang benar masih rendah

D.      Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.   Bagaimanakah pengaruh konsumsi ragi beras merah tehadap penurunan kadar kolesterol?
2.   Bagaimana cara membuat biang ragi dari beras merah?
3.   Bagaimanakah makanan yang dapat memicu meningkatkan kadar kolesterol?

E.  Tujuan Penelitian
1.      Meneliti apakah ragi beras merah dapat efektif untuk menyembuhkan penyakit. Keefektifan dalam pengobatan sagat diperlukan oleh penderita karena kebanyakan obat yang dijual dipasaran tidak membuat perubahan pada kadar kolesterol si pengguna obat. Sehingga dibutuhkan alternatif obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol secara cepat dan tepat.
2.      Mengetahui cara membuat biang ragi yang benar.
3.      Ingin membantu masyarakat luas karena tujuan sesorang untuk mencari ilmu adalah berguna bagi masyarakat.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dengan penulisan karya tulis ini penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi penulis yakni meningkatkan kemampuan dalam menulis serta menambah pengalaman membuat suatu karya. Selain itu penulis juga memperoleh pengetahuan lebih mengenai berbagai macam pengobatan alternatif yang ada di Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan petunjuk mengenai pengobatan menggunakan beras merah. Nantinya masyarakat dapat membuat sendiri ragi sebagai obat sehingga biaya yang dikeluarkan lebih efisien.
                                                  
G. Batasan Istilah
1.         Efektivitas
            Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
Pengertian efektivitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35) adalah sebagai berikut :
            “ Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.     
Efektivitas = Ouput Aktual/Output Target >=1
a)      Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektivitas.
b)      Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka efektivitas tidak tercapai.

2.         Beras Merah
            Beras merah merupakan beras yang mengandung pigmen antosianin yang bentuknya mirip dengan beras putih(KBBI,2008:271). Beras merah ialah beras yang memiliki keunggulan khasiat lebih tinggi dibanding dengan beras putih ataupun  beras jenis lainnya. Beras ini memiliki khasiat untuk penyembuhan berbagai penyakit seperti diabetes. Beras merah juga dapat digunakan sebagai penurun kadar kolesterol.

H.    Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami kandungan dalam karya tulis ini, penulis menggunakan penyusunan berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.


BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi kerangka teori, kerangka berpikir, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrumen penelitian, dan variabel penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi data dan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

















BAB II
LANDASAN TEORI
A.   Kerangka Teori
1.      Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas ,dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar prosentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya(Hidayat,1986).
2.      Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal(wikipedia,2011).
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi   Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
3.      Pengertian Ragi
Ragi adalah bakteri yang digunakan untuk fermentasi, dalam fermentasi roti ragi berperan sangat krusial(Rasyid,2008). Nama latin ragi adalah Saccharomices sacharomycae atau Saccharomices cereviseae.
Pengertian ragi dapat ditinjau dari berbagai beberapa aspek atau sagi kehidupan, baik secara biologis maupun kimiawi. Kedua bidang ini sangat erat hubungannya dengan pengertian ragi, dimana ragi adalah sebagai alat proses Fermentasi serta terkandung zat zat pembentuk jamur serta senyawa–senyawanya.
Ragi juga dapat diartikan sebagai zat pembentuk kalor atau panas yang terjadi  pada pembuatan tapai, karena diolah dari bahan–bahan yang mengandung

panas atau setidak–tidaknya dapat menimbulkan panas pada tubuh makhluk hidup, misalnya seperti merica dan cabe. Kedua jenis bahan ini apabila dimakan oleh hewan maupun manusia dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan keracunan, bahkan kemungkinan dapat menimbulkan timbulnya suatu penyakit. Penyakit tersebut terutama timbul menyerang pada bagian lambung. Sehingga lambung merasa nyeri kemudian rasa panas itu menjalar ke seluruh tubuh.
Oleh sebab itu para perodusen ragi atau pembuat ragi sangat memperhatikan ukuran beserta perbandingan bahan–bahan yang akan dibuat. Berikut merupakan detail mengenai prosesnya serta bahan–bahan dan alat yang digunakan.
4.      Jenis-jenis Ragi
1)      Ragi segar
 Penggunaan dengan cara diremas-remas lalu dicampur ke dalam adonan. Ragi segar di tempat yang dingin pada suhu 1-4 derajat Celsius. Ragi jenis ini dapat bertahan 3-4 minggu.
2)         Ragi instan
Penggunaan dengan cara dicampur ke dalam terigu. Ragi instan diaduk. Ragi instan disimpan ditempat yang sejuk dan kering, kemasannya haris kedap udara. Ragi jenis ini bisa tahan sampai 12 bulan.
3)         Ragi koral
Ragi masih bertekstur keras seperti koral. Penggunaan ragi koral harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air hangat, ragi disimpan di tempat sejuk dan kering, kemasan dalam kaleng. Ragi jenis ini dapat bertahan 12 bulan.




5.      Pengertian Beras
            Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras dari padi ketan disebut ketan(wikipedia,2011).
6.      Anatomi beras
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari :
1.   Aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, Berbagai penelitian membuktikan bahwa lapisan aleuron ini kaya akan kandungan protein, vitamin, mineral, lemak dan serat yang penting bagi tubuh. Serat tak hanya mengenyangkan, namun juga mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan. Manfaat lain dari serat, yakni dapat meningkatkan perkembangan otak dan menurunkan kolesterol darah.
                 Lemak dalam kulit ari kebanyakan merupakan lemak esensial, yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak. Senyawa-senyawa dalam lemak kulit ari juga dapat menurunkan kolesterol darah, salah satu faktor resiko penyakit jantung.Disamping itu, beras merah pun lebih unggul dalam hal kandungan vitamin dan mineral dari pada beras putih (beras giling). Beras merah mengandung tiamin (vitamin BI) yang diperlukan untuk mencegah beri-beri pada bayi. Gejala awal beri-beri umumnya nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
     Zat besinya juga lebih tinggi, sehingga dapat membantu bayi usia 6
bulan ke atas untuk memenuhi asupan zat besinya karena zat besi dari ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuhnya.
         Mineral lain yang unggul adalah kandungan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida apabila tidak dipecah dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut. Hal ini menjadi penyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan selenium mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
         Kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah dari pada beras putih (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal).
a.       Endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
b.      Embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.
7.      Kandungan Beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat :
  1. Amilosa(amilum), pati dengan struktur tidak bercabang
  2. Amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket.
            Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera(bertekstur kasar) memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.
8.      Komposisi Beras
                  Beras putih panjang, biasa
                  Nilai khasiat per 100 gram

                   Tenaga 370 kkal    
                       1530 kj
 Bahan Makanan
Kuantitas Kandungan
Karbohidrat
79 g
Lemak
0.6 g
Protein
7.13 g
Air
11.62%
Tiamina (Vit B1) 0.070 mg
5%
Riboflavin (Vit. B2) 0.049 mg
3%
Niasin (Vit. B3) 1.6 mg
11%
Asam pantotenat 1.104 mg
20%
Vitamin B6  0.164 mg
13%
Asam folat (Vit. B9) 8 µg
2%
Zat besi 0.80 mg
6%
Fosforus 115 mg
16%
Kalium 115 mg
2%
Magnesium 25 mg
3%
Kalsium 28 mg
7%
Seng  1.09 mg
11%
Tabel 1. Prosentase komposisi beras





9.      Senyawa Tiamina (Thiamin)
`           Tiamina, vitamin B1, aneurin (bahasa Inggris: thio-vitamine, thiamine, thiamin) adalah vitamin yang terlarut dalam air. Tiamina terdiri atas cincin pirimidina dan cincin thiazola (mengandung sulfur dan nitrogen) yang dihubungkan oleh jembatan metilen. Turunan fosfatnya ikut serta dalam banyak proses sel. Tiamina disintesis dalam bakteri, fungi dan tanaman. Hewan harus memenuhi keperluan tiamin dari makanan. Asupan yang tidak cukup menyebabkan penyakit beri-beri, yang memengaruhi sistem saraf tepi dan sistem kardiovaskular. Kekurangan vitamin B1 juga dapat menyebabkan sindrom Wernicke-Korsakoff. Tiamina ditemukan pada makanan telur, ragi, biji-bijian(beras merah), dan gandum.
Tiamina berperan sangat vital agar otak dapat bekerja dengan normal.1 Sebuah senyawa turunan tiamina yang disebut benfotiamina, dengan efektif, mengurangi plak amiloid dan fosforilasi protein tau pada area kortikal otak tikus dan menekan aktivitas enzim glikogen sintase kinase 3 . Penelitian ini sangat mirip dengan kondisi penderita Alzheimer in vivo.2 Senyawa turunan yang lain semisal tiamina pirofosfat, merupakan koenzim pada siklus asam sitrat yaitu pada kompleks piruvat dehidrogenase dan kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase.
Rumus bangun tiamina.
10.  Warna Beras
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%.

 

1 (Inggris)George J Siegel dkk., (1999), Basic Neurochemistry - Molecular, Cellular and Medical Aspects : Nutrition and Functional Neurochemistry (edisi ke-6),Lippincott-Raven, ISBN 0-397-51820-X, Diakses pada 19 Juli 2010.
2(Inggris) Pan X dkk.,"Powerful beneficial effects of benfotiamine on cognitive impairment and beta-amyloid deposition in amyloid precursor protein/presenilin-1 transgenic mice.", Department of Neurology, Zhongshan Hospital & Shanghai Medical College, State Key Laboratory of Medical Neurobiology, Fudan University; Diakses pada 29 Juni 2010.

Beras ini mendominasi pasar beras. Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu. Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.
11.  Pembuatan ragi/ferment beras merah
Masyarakat awam menyebut angkak sebagai beras merah cina karena produk tersebut berwarna merah, dibuat dari beras, dan dalam sejarahnya berasal dari Cina. Di beberapa negara, angkak dikenal dengan sebutan berbeda-beda, seperti beni-koji, hong qu, hung-chu, monascus, red koji, red leaven, red leavening rice, xue zhi kang, dan zhi tai. Di Cina, istilah zhi tai berarti angkak dalam bentuk tepung kering, sedangkan xue zhi kang berarti angkak yang telah diekstrak dengan alkohol. 
Pembuatan angkak di Cina pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Dinasti Ming yang berkuasa pada abad XIV-XVII. Di Cina, angkak digunakan sejak berabad-abad yang lalu, baik untuk kepentingan bahan pangan maupun obat. Angkak dibuat melalui proses fermentasi beras dengan kapang Monascus purpureus.



12.  Aspek pangan
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin(wikipedia,2011).
Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras.Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong.
Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio(1992:12) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang. Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik(racun). Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya.
13.           Pengertian Kolesterol
Pengertian kolesterol atau yang disebut juga dengan lemak tak jenuh merupakan substansi seperti lilin yang warnanya putih. Kolesterol merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol adalah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon. Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen, dan testosteron. Kolesterol secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur dasar kimia kolesterol. Kolesterol merupakan kebutuhan vital apabila tercukupi dalam kadar rendah.
Sehubungan dengan hal itu Djoko Subinarto mengatakan: “Pada dasarnya kolesterol sendiri adalah sejenis lemak yang sangat vital bagi kehidupan kita. Kolesterol dapat ditemukan dalam aliran darah seluruh tubuh kita. Kebutuhan kolesterol dicukupi oleh produksi dari hati.”3
Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan seseorang kadar lemak dalam tubuhnya tinggi.
Penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah merupakan penyakit yang disebabkan oleh kadar kolesterol yang berlebihan dalam darah.


3Djoko Subinarto, Kiat Jitu Hidup Sehat Tanpa Kolesterol (Bandung : Media Inc, 2004), hlm.2.


.
 Hal itu bisa terjadi karena kolesterol yang berlebih akan membentuk bekuan dan plak yang akan menyumbat arteri dan akhirnya memutuskan aliran darah ke jantung yang akan menyebabkan serangan jantung, dan ke otak akan menyebabkan stroke. Jadi agar terhindar dari serangan jantung sangat disarankan untuk mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh kita. Jika seseorang pernah mengalami serangan jantung atau pembedahan baypass, kadar kolesterolnya harus diperiksa secara rutin. dengan menjaga kolesterol agar tetap wajar merupakan jaminan terbaik untuk terhindar dari penyumbatan pembuluh darah arteri.
Kadar kolesterol sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu
- Kolesterol HDL singkatan dari High-Density Lipoprotein, HDL adalah “kolesterol baik” karena mempunyai kemampuan untuk membersihkan pembuluh darah    arteri.
- Kolesterol LDL singkatan dari Low-Density Lipoprotein, LDL adalah “kolesterol jahat” yang membuat endapan dan menyumbat pembuluh darah arteri.
Kadar kolesterol HDL di atas 60 berarti sangat baik. Makin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah resiko untuk mendapat serangan jantung atau stroke. Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah dari 130, dan semakin rendah, akan semakin baik.
            Untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol paling baik dilakukan setelah berpuasa selama 12 jam. Pemeriksaan darah juga akan mengukur komponen darah seperti trigliserida. Seperti halnya kolesterol, trigliserida merupakan sejenis lemak yang ditermukan di dalam makanan seperti daging, keju, ikan dan kacang-kacangan dan juga dibuat sendiri oleh tubuh.


m.  Komposisi Kolesterol
Kolesterol mempunyai 3 kandungan utama yaitu :
a.)    Kolesterol buruk, kolesterol ini yang dibawa oleh molekul bernama LDL (low-density lipoprotein). LDL ini cenderung embawa kolesterol ke dalam jaringan tubuh, termasuk ke dalam  dinding pembuluh darah.
b.)    Kolesterol baik, kolesterol ini yang dibawa oleh molekul bernama HDL (high-density lipoprotein). Berlawanan dengan LDL, HDL justru membawa kembali kolesterol dari jaringan tubuh ke dalam hati.
c.)    Trigliserida, trigliserida merupakan jenis lemak lainnya yang diduga memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Mereka yang punya kolesterol tinggi biasanya memiliki kadar trigliserida yang tinggi pula. Trigliserida tidak menumpuk dalam dinding darah. Meskipun demikian, zat ini  ikut pula bergerak bersama lipoprotein seperti halnya kolesterol. Pengendalian tingkat trigliserida penting untuk dilakukan.

n .  Kadar/komposisi Kolesterol netral dalam Tubuh
            Para pakar menyarankan semua orang berusia 20 tahun ke atas sebaiknya memeriksakan kadar kolesterol, minimal sekali dalam 5 tahun. Hal tersebut penting dilakukan karena pada usia tersebut rentan terjadi kenaikan kadar kolesterol secara cepat.  Dengan melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dapat diperoleh komposisi :
1. Kadar kolesterol total, merupakan jumlah dari kadar LDL dan HDL.
2. Kadar LDL(low density lipoprotein) kolesterol alias kolesterol buruk.
3. Kadar HDL (high density lipoprotein) kolesterol atau kolesterol baik.
4. Kadar Trigliserida(sejenis lemak)
Berikut rincian kadar kolesterol :
a).  Kadar kolesterol total (mg/dl)
Bagus                                : < 200
Ambang batas                   : 200-250
Tidak bagus                       : > 250
b.   Kadar LDL kolesterol (mg/dl)
Bagus                                : < 100
Mendekati titik optimal    : 100-129
Ambang batas                   : 130-150
Tidak bagus                       : >150
c).  Kadar HDL kolesterol (mg/dl)
Bagus                                : >55(pria)       atau     >65(wanita)
Tidak Bagus                      : <55(pria)       atau     <65(wanita)    
d.)  Kadar Trigliserida (mg/ml):
Bagus                                : < 150
Ambang batas                   : 150-199
Tidak Bagus                      : > 200
Informasi tentang kadar kolesterol makanan:
No.
Nama
Kandungan
Kategori
1.
Putih Telur Ayam
0
Sehat
2.
Teripang
0
Sehat
3.
Ubur-ubur
0
Sehat
4.
Susu sapi tanpa lemak(nonfat)
0
Sehat
5.
Daging ayam pilihan tanpa kulit
50
Sehat
6.
Daging bebek pilihan tanpa kulit
50
Sehat
7.
Ikan sungai biasa
55
Sehat
8.
Daging sapi pilihan tanpa lemak
60
Sehat
9.
Daging babi pilihan tanpa lemak
60
Sehat
10.
Daging kelinci
65
Sehat
11.
Daging kambing tanpa lemak
70
Sehat
12.
Ikan ekor kuning
85
Sehat
13.
Daging asap
98
Sekali-kali
14.
Iga sapi
100
Sekali-kali
15.
Iga babi
105
Sekali-kali
16.
Daging sapi
105
Sekali-kali
17.
Burung dara
110
Sekali-kali
18.
Ikan bawal
120
Sekali-kali
19.
Daging sapi berlemak
125
Sekali-kali
20.
Lemak sapi
130
Sekali-kali
21.
Lemak kambing
130
Sekali-kali
22.
Daging babi berlemak
130
Sekali-kali
23.
Keju
140
Hati-hati
24.
Sosis daging
150
Hati-hati
25.
Kepiting
150
Hati-hati
26.
Udang
160
Hati-hati
27.
Kerang/siput
160
Hati-hati
28.
Belut
185
Hati-hati
29.
Santan kelapa
185
Hati-hati
30.
Lemak babi
200
Berbahaya
31.
Susu sapi
250
Berbahaya
32.
Susu sapi (krim)
280
Berbahaya
33.
Coklat (kakao)
290
Berbahaya
34.
Mentega
300
Berbahaya
35.
Jeroan sapi
380
Berbahaya
36.
Jeroan babi
420
Berbahaya
37.
Kerang putih
450
Berbahaya
38.
Telur ayam
500
Berbahaya
39.
Jeroan kambing
610
Berbahaya
40.
Cumi-cumi
1170
Dilarang
41.
Kuning telur ayam
2000
Dilarang
42.
Otak sapi
2300
Dilarang
43.
Otak babi
3100
Dilarang
44.
Kuning telur puyuh
3640
Dilarang
Tabel 2.Kandungan Kolesterol per 10 g Bahan Makanan
B.  Kerangka Berpikir
Berdasar pada landasan teori dan kajian pustaka yang telah dilakukan, penulis berpikir bahwa penggunaan beras merah oleh masyarakat dapat memberikan efek yang positif. Jika beras merah dahulu digunakan  oleh peternak burung untuk membuat kicauan burung keras, maka penggunaan beras merah tentunya tidak berbahaya jika dikonsumsi manusia. Manusia yang memiliki kepekaan terhadap rasa yang tinggi dapat merasakan efek dari mengkonsumsi ragi beras merah. Hanya saja penyakit yang dialami manusia itu kompleks sehingga perlu ada cara yang pas untuk meracik sebuah olahan menjadi sesuatu yang berguna. Akhir-akhir ini masalah yang mencuat di kalangan masyarakat berupa problem kolesterol. Makanan yang beredar sering kali kita tidak tahu apakah makanan ini aman atau tidak dalam hal kadar kolesterolnya. Dalam penelitian mengenai beras merah ini Penulis beharap agar problema dari masyarakat mengenai masalah kolesterol dapat teratasi.
Penulis memilih judul tentang pengobatan ragi beras merah dikarenakan penggunaan beras merah saat ini dinilai kurang diberdayakan. Padahal jika digali lebih lanjut beras merah mempunyai banyak manfaat. Namun perlu diketahui bahwa penggunaan beras merah janganlah berlebihan karena perut kita belum terbiasa dengan beras merah sehingga mengkonsumsi beras merah secara berlebih dapat menyebabkan rasa mual.
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang , batasan masalah, manfaat, tujuan, dan dasar tinjauan pustaka di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
1.      Ragi beras merah dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, dan penelitian campuran. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kuantitatif dan eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menitik beratkan pada hasil yang berupa angka melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.  Penelitian kuantitatif dapat menggunakan rumus absolut dengan tetapan dan satuannya.

B.      Populasi dan Sampel
1.      Populasi
      Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai  kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007). Populasi mencakup segala hal, termasuk benda-benda alam, dan bukan sekadar jumlah yang ada pada objek. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah masyarakat Purworejo . 
     
2.       Sampel
      Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti semua yang ada pada populasi(misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu) maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi itu. Untuk sampel yang diambil dari populasi  harus benar-benar representatif (mewakili). Bila sampel tidak representatif, maka resiko yang dihadapi peneiti ialah tidak dapat menyimpulkan sesuai dengan kenyataan atau membuat kesimpulan yang salah. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan anggota populasi itu sendiri. Jadi apabila populasi 1000 dan hasil penelitian itu diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasinya semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauihi populasi  makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Dalam penetapan besar kecilnya sampel tidaklah suatu ketetapan mutlak, artinya tidak ada ketentuan berapa persen suatu sampal harus diambil. Suatu hal yang harus diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas dalam populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel tidak dipermasalahkan tetapi jika keadaan popuasi heterogen, maka pertimbangan pengambil sampel memperhatikan hal berikut :
1.      Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas
2.      Besarnya populasi

      Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel dari studi elektronika yaitu dari internet dan eksperimen. Sedangkan ketika melakukan percobaan, penulis menggunakan sampel 2 masyarakat Kutoarjo.


C.    Teknik Pengumpulan Data
1.   Eksperimen atau Percobaan
    Penulis akan melakukan percobaan dengan membuat ragi dari beras merah. Ragi nantinya kemudian diujikan pada penderita kolesterol tinggi.
2.   Studi Pustaka
Studi pustaka yang dimaksud berupa buku. Studi pustaka yang dilakukan oleh penulis untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Melalui teknik ini, diperoleh beberapa konsep materi yang behubungan dengan topik yang diteliti.
3.   Studi elektronika
Media elektronika (internet) digunakan untuk mencari materi yang tidak diketemukan dalam buku. Aplikasi yang digunakan untuk mencari materi adalah Internet Explorer, Mozilla Firefox ,dan Google Chrome.



D.    Teknik Analisis Data
              Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komuniaksi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.
                  Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: content anlysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitative description of the manifest content of communication. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Kendatipun banyak kritik yang dapat kita sampaikan pada definisi Berlson sehubungan perkembangan analisis isi sampai hari ini, namun catatan mengenai objektif dan sistematik dalam menganalisis isi komunikasi yang tampak dalam komunikasi, menjadi amat penting utnuk dibicarakan saat ini.
                  Analisis isi dapat di pergunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi.
Dan untuk memenuhi tujuan dari penyusunan karya tulis ini, penulis melakukan :
1.      Mencari sumber-sumber informasi berhubungan dengan tema    yang akan diteliti.
2.      Menganalisa data yang telah diperoleh dari sumber-sumber  informasi(elektronik maupun pustaka) yang digunakan penulis.
3.      Menarik kesimpulan.

E.    Instrumen Penelitian
 Dalam pembuatan karya tulis ini penulis menggunakan peralatan :
a).Buku yang berkaitan dengan judul
b.)Laptop
c.)Peralatan selama eksperimen yakni :
1.      Piring  
2.      Sendok
3.      Timbangan Beras
4.      Ember
5.      Dandang

F.    Variabel Penelitian
Variabel merupakan faktor yang dapat diubah untuk mengetahui suatu hipotesis. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
1.      Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya (pengaruhnya) dengan variabel lain. Dalam ilmu tingkah laku, variabel bebas biasanya merupakan stimulus atau input yang beroperasi dalam diri seseorang atau di dalam lingkungannya untuk mempengaruhi tingkah laku. 
2.      Variabel Terikat (Dependen Variable)  
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. variabel respon atau output. Sebagai variabel respon berarti variabel ini akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variabel-variabel yang dimanipulasikan dalam penelitian, yang disebut sebagai variabel bebas (Kerlinger, 1979). Dalam ilmu tingkah laku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang telah dikenai stimulus. Dengan kata lain, variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. 
3.      Variabel Kontrol
Tidak semua variabel di dalam suatu penelitian dapat dipelajari sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa di antara variabel tersebut harus dinetralkan pengaruhnya untuk menjamin agar variabel yang dimaksud tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas clan variabel terikat. Variabel-variabel yang pengaruhnya harus dinetralkan atau dikontrol tersebut disebut variabel-variabel kontrol. Jadi, variabel kontrol adalah faktor­-faktor yang dikontrol atau dinetralkan pengaruhnya oleh peneliti karena jika tidak demikian diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel kontrol berbeda dengan variabel moderator.
Jadi variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel indepeden terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Variabel bebas adalah faktor yang tidak berdampak signifikan terhadap hasil penelitian , sehingga kadarnya dapat diubah-ubah. Sedangkan variabel terikat adalah faktor yang digunakan untuk konstruk yang dihipotesiskan, sehingga kadarnya telah ditentukan dan tidak dapat diubah-ubah. Untuk memberikan hasil penelitian sesuai yang diharapkan dalam penelitian digunakan suatu variabel yang namanya variabel kontrol(sebagai pengontrol). Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan beras merah sebagai variabel terikat dan usia sebagai variabel bebas.



















BAB IV
PEMBAHASAN
A.   Deskripsi Data
Penelitian ini diadakan pada bulan November 2010-Maret 2011. Berdasarkan sejarahnya, beras merah pertama kali ditemukan pada abad 2.800 SM. Beras merah yang digunakan untuk percobaan berupa beras yang sudah dipisahkan dari kulitnya. Beras yang digunakan seberat 400 gram. Untuk membuat ferment/ragi beras merah dibutuhkan biang ragi yang didapatkan dari toko “Pojok Pasar Kewan”. Biang ragi yang digunakan berupa bubuk-bubuk halus yang berwarna putih.  Pengolahan beras merah dilakukan dengan mengukus beras merah kemudian diinkulasi(difermentasi) di dalam toples tertutup.
Metode pengumpulan data yang pertama tentang beras merah sebagai penurun kadar kolesterol adalah eksperimen. Eksperimen yang dilakukan penulis adalah dengan membuat ragi dan tapai beras merah. Sebelum membuat ragi, penulis terlebih dahulu berkonsultasi dengan simbah Giyem. Eksperimen pertama dilakukan selama tiga hari dimulai dari tanggal 21-23 Maret 2011. Eksperimen kedua dilakukan 5 hari , mulai tanggal 16-20 Maret 2011
  Metode pengumpulan data yang kedua berupa studi elektronik atau pencarian data lewat intenet. Penulis mencari data lewat warnet dan laptop yang menggunakan hotspot Penulis fokus mencari data yang berhubungan dengan keyword beras merah dan kolesterol. Kebanyakan  data dari internet diperoleh dari blog dan buku online. Setelah data diperoleh, penulis menyeleksi data yang penting untuk diedit sebelum diambil untuk karya tulis ini.
Metode pengumpulan data yang ketiga menggunakan studi pustaka. Buku yang digunakan salah-satunya buku berjudul Bebas Kolesterol, Kiat Jitu Hidup Sehat tanpa Kolesterol. Buku yang diterbitkan oleh Media Inc. memuat data penting mengenai pengertian dari kolesterol.

B.          Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Dampak negatif dari naiknya kolesterol
Meningkatnya kadar kolesterol dalam darah membawa dampak negatif bagi kondisi kesehatan tubuh. Salah satu dampak negatif ini adalah timbulnya plak dalam dinding nadi (arteri). Kondisi ini diistilahkan sebagai arterosklerosis.
“Nadi (arteri) atau pembuluh darah merupakan saluran dimana oksigen merupakan saluran dimana oksigen dan darah mengalir ke jantung, otak dan bagian-bagian tubuh lainnya. Apabila plak terbentuk dalam nadi, maka akan menyempit bahkan dapat menyembabkan penyumbatan pembuluh nadi. Akibatnya, jumlah darah yang mengalir menjadi sedikit. Aterosklerosis merupakan penyebab utama timbulnya sejumlah penyakit yang dikategorikan ke dalam kelompok penyakit kardiovaskuler, yaitu kelompok penyakit jantung dan saluran pembuluh darah.” 4
Aterosklerosis dapat menyumbat semua nadi di seluruh bagian tubuh sehingga menyebabkan penyakit. Misalnya ketika nadi yang menuju jantung atau bisa juga disebut serangan jantung. Aterosklerosis merupakan penyebab utama kematian di negara-negara maju. Lazimnya, tidak ada gejala pada saat mulai terjadinya aterosklerosis. Rasa nyeri atau kurang nyaman mungkin baru terasa pada saat satu atau beberapa nadi tersumbat.
Di kalangan medis sendiri terdapat sejumlah tes yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes tersebut meliputi tes darah, elektrokardiogram, tes stres, angiografi koroner serta computed tomography.


4Djoko Subinarto. Kiat Jitu Hidup Sehat Tanpa Kolesterol (Bandung : Media Inc, 2004), hlm. 24.
2.      Keunggulan Beras Merah dibandingkan Beras Putih
           Umumnya masyarakat lebih sering mengkonsumsi padi beras putih dibanding beras merah. Padahal beras merah bergizi tinggi. Beras merah selain mengandung karbohidrat juga kaya protein dan mengandung mineral dan vitamin. Tepung beras merah pecah kulit dapat mencegah berbagai penyakit seperti kanker usus, batu ginjal, beri-beri, insomnia, sembelit, wasir, gula darah, dan kolesterol. Warna merah pada beras terbentuk dari pigmen antosianin yang dikandungnya.
           Meski orang banyak orang lebih memilih satu (beras putih) di atas yang lain, mereka sering tidak yakin tentang perbedaan kesehatan yang berhubungan dengan antara beras merah dan putih. Dari segi kesehatan, ada sedikit perdebatan bahwa manfaat beras merah adalah lebih baik daripada putih. Ibu-ibu rumah tangga setiap hari menyajikan nasi putih untuk keluarganya, mreka sudah lupa dengan beras merah, begitupun warung-warung nasi dan restoran tak pernah menghidangkan menu dengan nasi merah. Anak-anak sekarang hanya mengenal nasi yang berwarna putih (dan mungkin ’kuning’), mereka tidak mengenal ada beras merah (sebenarnya berwarna coklat), karena setiap hari diberi nasi putih oleh orang-tuanya.
           Perbedaan antara beras merah dan beras putih tidak sekadar soal warna. Sebutir beras memiliki beberapa lapisan. Hanya lapisan paling luar, yaitu kulit padi atau sekam, yang dihilangkan dalam memproduksi beras merah. Sekali proses penggilingan ini menghasilkan yang namanya beras merah pecah kulit. Komoditas inilah yang biasa digunakan sebagai campuran makanan instan bayi atau dijual sebagai pakan burung.
           Proses ini sedikit merusak nilai nutrisi beras.  beras merah selanjutnya digiling beberapa kali, akan menghilangkan dedak dan lapisan lembaga, hasilnya adalah beras putih, sebagai beras yang telah kehilangan banyak zat gizinya. Penggosokan (digiling dan dicuci berkali-kali) akan menghilangkan lapisan aleurone butir beras yang merupakan suatu lapisan yang mengandung lemak-lemak essensial(lemak yang tidak dapat disintesis tubuh) yang berguna bagi kesehatan. Bila lemak ini bersentuhan dengan udara pada proses pembersihan, akan sangat sensitif sehingga terjadi oksidasi. Pembersihan lapisan ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan ketahanan simpan komoditas ini. Hasilnya berupa beras putih yang tak ada bedanya dengan tepung yang dimurnikan, yang terbuang sebagian besar gizi aslinya.
           Dalam setiap 50 gram sajian beras merah, mengandung 4 gr protein, 55 mg magnesium. Ia juga memiliki 1 mg lemak dan serat plus sejumlah mineral lainnya minus sodium, selebihnya adalah karbohidrat. Bila dilakukan penggilingan dan pencucian berkali-kali pada beras merah hingga menjadi putih, terbukti bisa merusak 67% vitamin B3, 80% vitamin B1, 90% vitamin B6, setengahnya mangan, setengahnya fosfor, 60% besi, dan menghilangkan serat serta asam lemak esensialnya. Untuk menggantikan zat gizi yang hilang dalam proses penggilingan dan penggosokan ini, biasanya dilakukan “pengayaan” dengan vitamin B1, B3, dan besi. Namun upaya ini tidak memulihkan sepenuhnya, sekurangnya 11 zat gizi hilang dan tidak dapat digantikan dengan proses ”pengayaan” ini.
           Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dengan mengkonsumsi beras merah secara teratur, banyak manfaat yang diperoleh oleh tubuh kita.
           Dalam peringkat makanan, beras merah menduduki ranking pertama sebagai sumber mangan, selain sumber mineral selenium dan magnesium. Cukup secangkir beras merah mampu menyediakan 88% mangan setiap harinya. Mineral ini membantu menghasilkan energi dari protein dan karbohidrat, mineral ini pun memegang peran utama dalam sintesa asam-asam lemak yang penting untuk kesehatan sistem saraf, dan dalam produksi kolesterol, yang digunakan tubuh dalam menghasilkan hormon-hormon seks. Mangan juga komponen yang penting bagi enzim antioksidan penting yang disebut superoxide dismutase yang memberi perlindungan akibat radikal bebas selama proses metabolisme dalam tubuh.
           Bagi orang-orang yang khawatir akan resiko kanker usus, beras merah memiliki dua fungsi, selain sumber serat yang perlu untuk meminimalisir lamanya zat-zat penyebab kanker kontak dengan sel-sel usus, selain juga menjadi sumber selenium, mineral yang justru mereduksi resiko kanker.
           Walaupun butiran beras ini mengandung minyak, namun kolesterolnya sangat rendah, bahkan dalam suatu studi di Universitas Negara Bagian Louisiana, AS, menemukan bahwa minyak dedak beras ini bisa menurunkan kolesterol jahat (LDL) pada tubuh manusia.
           Manfaat kesehatan dari beras merah adalah seratnya, secangkir beras merah mampu menyediakan 14% serat setiap harinya. Serat ini telah terbukti menurunkan kolesterol tinggi, juga menghambat aterosklerosis. Serat beras merah pun berperan dalam mengontrol tingkat gula darah, sehingga menjadi pilihan terbaik bagi penderirta diabetes.
           Menurut riset Dr. Rui Hai Liu dari Universitas Cornell, seperti halnya buah-buahan dan sayuran, beras merah juga mengandung fenolik, salahsatu zat antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas pemicu kanker. Angka aktivitas antioksidan beras merah menurut hasil riset tersebut adalah 56, sementara brokoli 80, bayam 81, apel 98, pisang 65, jagung 181.
            Magnesium, yang terkandung dalam beras merah, menurut beberapa studi mampu menurunkan keakutan asma, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan frekuensi migrain, dan menurunkan risiko serangan jantung serta struk. Magnesium membantu mengatur irama saraf dan otot dengan menyeimbangkan aksi kalsium. Magnesium juga perlu untuk kesehatan tulang. Sekitar dua pertiga magnesium di dalam tubuh manusia ditemukan dalam tulang. Secangkir beras merah akan memberi anda 21% keperluan sehari-hari akan magnesium.
Beras yang cokelat mengandung vitamin dan mineral secara signifikan lebih per porsi dari putih. Salah satu alasan utama untuk ini adalah karena proses untuk memproduksi beras putih sebenarnya menyebabkan banyak dari nutrisi penting yang akan hilang. Untuk mengkompensasi kerugian ini, banyak produsen benar-benar menguatkan beras dengan nutrisi .
Beberapa zat gizi umumnya ditemukan di nasi cokelat(nasi dari beras merah) termasuk vitamin E, thiamin, magnesium, vitamin B6, dan serat. Selain ini, ada sekitar selusin lebih banyak vitamin dan mineral yang ditemukan dalam beras merah. Selain itu, beras merah mengandung sekitar empat kali jumlah serat makanan daripada rekan putih.
Sehubungan dengan kalori, nasi baik coklat dan putih telah hampir jumlah yang sama. Namun, jumlah kalori baik putih dan beras merah bisa bervariasi sedikit. Jenis gandum ras yang bersifat jangka pendek, panjang, atau lengket dapat berdampak jumlah kalori. Satu cangkir beras putih dimasak memiliki sekitar 223 kalori dibandingkan dengan satu cangkir beras merah yang memiliki sekitar 232 kalori.

3.      Penyimpanan Beras Merah
Beras biasanya dijual dalam bentuk karungan, dibungkus dengan kemasan dengan mencantumkan harga, dan eceran atau curah. Bila membeli beras merah dalam bentuk kemasan, periksa tanggal kedaluwarsanya, berhubung dengan minyak-minyak alamiah yang terkandung, beras merah berpotensi menjadi tengik bila disimpan terlalu lama di udara terbuka.
           Untuk menghindari zat-zat pencemar yang dapat merugikan tubuh, usahakan memilih beras merah yang ditanam petani secara organik. Beras dari padi yang dibudidaya secara konvensional berpotensi mengandung residu pestisida atau pupuk kimia.
                 Bila membeli beras dalam jumlah banyak, pastikan wadah yang berisi beras itu ditutup dan toko tersebut memiliki penggantian produk (turnover) yang baik untuk meyakinkan kesegaran produk yang maksimal. Dimanapun membeli beras dalam jumlah banyak atau dalam kemasan paket, yakinkan tidak terdapatnya uap air. Karena beras merah masih mengandung lembaga yang kaya minyak yang sangat sensitif menjadi tengik dibanding beras putih, dan sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin. Sebelumnya dibungkus dengan wadah kedap udara, beras merah akan tetap segar disimpan dalam jangka waktu sekitar enam bulan.
                 Sementara varietas beras putih juga sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara, juga bisa disimpan di tempat sejuk dan kering. Disimpan dengan benar, beras putih akan tahan hingga satu tahun.

                 Penyimpanan nasi atau beras merah yang sudah ditanak merupakan kontroversi. Beberapa organisasi merekomendasi 4-7 hari penyimpanan di dalam lemari pendingin, namun beberapa pakar tidak menyarankan menyimpannya terlalu lama. Sebaiknya satu kali menanak nasi langsung dikonsumsi jangan disisakan. Nasi yang disimpan terlalu lama pada suhu tertentu apalagi hadirnya uap air, spora bakteri, atau jamur, berpotensi mengandung toksin.

4.      Pengaruh Beras Merah sebagai Penurun Kadar Kolesterol
                 Dalam beberapa tahun terakhir metode pengobatan modern untuk menurunkan kolesterol berpaling pada bahan tradisional, yakni ragi beras merah. 
                 Bahan ini sebenarnya telah digunakan sebagai pengawet makanan, penyedap rasa dan bahan pewarna alami sejak beratus tahun lalu di Cina. Selain itu ragi beras merah dipakai sebagai obat pelancar peredaran darah dan saluran pencernaan.
                 Ragi beras merah menjadi efektif untuk menurunkan kadar kolesterol karena mengandung sejenis statin. Sebuah penelitian pada 2008 menyatakan, ragi beras merah cukup manjur memotong setengah dari risiko serangan jantung.
                 Seperti dikutip dari harian The Los Angeles Times, seorang pasien mengatakan kadar kolesterolnya terus menanjak karena hobinya menyantap makanan sedap. Dokter jantung menyarankan untuk mencoba ragi beras merah. Dalam waktu enam pekan saja, kadar LDL(Low density Lipoprotein)-nya turun dari 187 menjadi 123.
                 Beras merah china atau angkak merupakan pengawet dan pewarna makanan alami dan menyehatkan. Juga dianggap sebagai obat bermacam penyakit. Berdasarkan penelitian, produk olahan dari beras ini bisa menurunkan kelebihan kolesterol.
                 Sejauh ini memang belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung hal tersebut. Namun, bila bukti-bukti empiris di masyarakat telah menunjukkan hal tersebut, tentu tidak ada salahnya untuk dicoba. Dalam tulisan berikut pembahasan tentang angkak hanya dikaitkan dengan perannya sebagai pewarna, pengawet, serta penurun kolesterol darah.
                 Masyarakat awam menyebut angkak sebagai beras merah cina karena produk tersebut berwarna merah, dibuat dari beras, dan dalam sejarahnya berasal dari Cina. Di beberapa negara, angkak dikenal dengan sebutan berbeda-beda, seperti beni-koji, hong qu, hung-chu, monascus, red koji, red leaven, red leavening rice, xue zhi kang, dan zhi tai. Di Cina, istilah zhi tai berarti angkak dalam bentuk tepung kering, sedangkan xue zhi kang berarti angkak yang telah diekstrak dengan alkohol. 
                 Sejak tahun 1970-an beberapa penelitian menunjukkan bahwa angkak dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Monascus purpureus dapat menghasilkan berbagai senyawa yang secara kolektif disebut monacolin, yaitu senyawa yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah di dalam tubuh.
                 Senyawa monacolin tersebut mampu menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase), yaitu enzim yang sangat diperlukan untuk sintesis kolesterol. Inhibitor HMG-CoA reduktase dapat menurunkan simpanan kolesterol intrasel serta menghambat sintesis really low firmness lipoprotein (VLDL) di hati.
                 Mengingat VLDL adalah prekursor LDL, penghambatan sintesis VLDL secara otomatis akan menurunkan jumlah LDL.  Kadar kolesterol tinggi sangat tidak dikehendaki karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, seperti aterosklerosis, penyakit jantung, stroke, dan hipertensi. Dengan terhambatnya kerja enzim HMG-CoA reduktase oleh senyawa yang ada pada angkak, laju sintesis kolesterol di dalam tubuh dihambat, sehingga secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh. Keyakinan tersebut yang mendorong penggunaan angkak sebagai  penurun kolesterol dan sekaligus obat bagi penyakit jantung.
                 Penelitian pemberian angkak menggunakan 83 orang penderita kolesterol tinggi telah dilakukan di UCLA School of Medicine. Dibandingkan penderita yang diberi plasebo (tanpa angkak), pemberian angkak selama 12 minggu secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida (senyawa lemak yang juga dapat berakumulasi di pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan). Di lain pihak, pemberian angkak tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
                 Suatu penelitian juga dipresentasikan pada konggres tahunan American Heart Association ke-39 pada tahun 1999 menunjukkan bahwa pemberian angkak pada penderita hiperkolesterolemia selama delapan minggu dapat menurunkan kadar kolesterol sebesar 16-22,7 persen, LDL sebesar 21–31 persen dan trigliserida sebesar 24–34 persen. Sementara kolesterol HDL meningkat sebesar 14–20 persen.
                 Angkak sebaiknya tidak dikonsumsi bersama-sama dengan obat penurun kolesterol (statin) yang bersifat menghambat HMG-CoA reduktase (seperti atorvastatin, lovastatin, fluvastatin, simvastatin, pravastatin, cerivastatin). Sebab, dapat meningkatkan pengaruh obat tersebut yang akhirnya akan menaikkan risiko kerusakan lever.

5.      Pembuatan Biang Ragi
                 Ragi tapai atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter untuk membuat tapai ketan atau tapai singkong. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat(pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah menjadi alkohol. Beberapa jenis mikroorganisme  ynag terdapat dalam ragi adalah Chlamydomocur oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae, Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain.
                 Pada dasarnya pembuatan ragi merupakan teknik dalam memperbanyak mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tapai. Perbanyakan ini dilakukan dalam suatu medium tertentu dan setelah cukup banyak mikroba yang tumbuh , pertumbuhan dihentikan serta dibuat  dalam keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel maupun bentuk sporanya. Penghentian mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya.
                Ragi tapai, merupakan bahan dasar dalam pembuatan tapai, tapi sering kali menjadi kendala secara finansial bagi para penjual tapai. Agar tidak tergantung dengan ragi yang dijual di pasaran, kini kita bisa mengolahnya sendiri, cukup sederhana dan murah.
Bahan:
1.      Beras Merah 1 ½ kg
2.      Bawang putih 50 g
3.      Merica 50 g
4.      Lengkuas (laos) 7 ½ g
5.      Cabai untuk jamu 50 g
6.      Air perasan tebu secukupnya.
Alat:
1.      Alat penumbuk (alu)
2.      Tampah (nyiru)
3.      Ayakan halus
4.      Merang (jerami)
5.      Baskom atau panci
6.      Daun pisang atau lembaran plastik.

Cara pembuatan:
1.      Haluskan merica dan cabai, kemudian ayak;
2.      Tambahkan bawang putih dan lengkuas lalu haluskan lagi sampai rata;
3.      Rendam beras merah semalam, tiriskan kemudian keringkan. Tumbuk sampai halus lalu ayak;
4.      Campur bumbu dan tepung sampai rata;
5.      Tambahkan air perasan tebu sampai menjadi adonan yang mudah dibentuk, tetapi tidak terlalu basah;
6.      Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan pipih (diameter ± 4 cm);
7.      Letakkan pada tampah bumbu yang telah dialasi merang padi, kemudian taburi bagian atasnya dengan ragi;
8.      Tutup dengan daun pisang atau lembaran plastik;
9.      Simpan selama ± 2 malam agar tumbuh jamur;
10.  Jemur hingga kering di bawah sinar matahari selama ± 2 – 5 hari atau di atas tungku bila musim hujan;
11.  Simpan di tempat yang kering.

6.      Faktor  yang Mempengaruhi Kenaikan Kadar Kolesterol
               KADAR kolesterol atau lemak darah berlebih di dalam tubuh dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari faktor keturunan, kelebihan asupan lemak, hingga gangguan metabolik yang tidak terkontrol, seperti diabetes(mediaindonesia.com). Berikut beberapa faktor lain yang membedakan kadar kolesterol setiap individu:

               Makanan. Semakin banyak protein dan lemak hewan yang Anda konsumsi (termasuk produk yang terbuat dari susu sapi, seperti keju dan mentega), maka semakin banyak kandungan koleterol di dalam tubuh. Banyak makanan yang kini telah difortifikasi dengan sterol atau stanol , zat dalam tumbuhan yang membantu menahan penyerapan kolesterol.
              
               Kadar hormon laki-laki dan perempuan. Perempuan mendapatkan manfaat dari hormon estrogen, yang meningkatkan kadar kolesterol baik HDL. Menurut pakar kesehatan, hal ini turut mempengaruhi angka harapan hidup perempuan yang 7 tahun lebih lama dibandingkan laki-laki. Dan penurunan kadar hormon estrogen setelah menopause telah dikaitkandengan peningkatan kadar kolesterol jahat.

               Kebiasaan merokok (menurunkan kolesterol HDL). Merokok berdampak negatif karena menurunkan kadar kolesterol baik HDL. Penurunan HDL merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.

               Berat badan dan persentase lemak tubuh.
Berat badan berlebih cenderung meningkatkan kadar kolesterol LDL. Artinya, jika Anda kelebihan berat badan dan memiliki kadar LDL tinggi, ada baiknya menurunkan berat badan untuk mengurangi kadar kolesterol. Selain itu, menurunkan berat badan juga membantu menurunkan kadar trigliserida (salah satu jenis lemak darah) dan menaikkan kadar kolesterol baik HDL.

               Olahraga. Olahraga teratur bisa menurunkan kadar kolesterol jahat LDL dan menaikkan kadar kolesterol baik HDL.

               Keturunan. Mungkin Anda tidak menyukainya, tapi gen yang Anda bawa berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dan trigliserida Anda. Beberapa orang memiliki ketidaknormalan trigliserida dan kolesterol, yang jika tidak ditangani, bisa  mempersingkat angka harapan hidup dan memicu penyakit progresif. Karena itu, ada baiknya melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan trgliserida jika Anda memiliki ayah, ibu, atau keluarga dekat yang menderita penyakit jantung atau pembuluh  darah sebelum usia 50.
               Stres. Beberapa studi menemukan, stres jangka panjang bisa meningkatkan kadar kolesterol. Stres dapat  mempengaruhi kadar kolesterol. Salah satunya adalah dengan mengganggu kebiasaan hidup sehat. Sebagai contoh, saat stres, sebagian besar orang menghibur diri dengan mengonsumsi makanan berlemak. Lemak jenuh dan kolesterol pada makanan akan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah.(OL-05)


               Kenaikan kadar kolesterol yang signifikan biasanya terjadi pada usia tua. Hal ini dikarenakan penumpukan zat reduktase yang dapat timbul dari berbagai faktor diantaranya makanan, waktu istirahat, dan olahraga. Diantara ketiga faktor tersebut yang paling menjadi penyebab adalah faktor makanan. Seringkali seseorang hanya memperhatikan faktor citarasa pada makanan. Seolah-olah makanan yang enak hanya makanan yang berlemak. Padahal makanan yang mengandung lemak itu banyak mengandung zat berbahaya bagi tubuh.
               Dalam istilah biologi dikenal dengan kandungan lemak jenuh. Lemak jenuh terdapat pada daging, koyoran, gajih, serta keju. Kandungan lemak dalam makanan tersebut bersifat sukar dilarutkan oleh tubuh sehingga menyebabkan terjadi penimbunan lemak di dalam tubuh. Jika terjadi penimbunan maka otomatis aliran darah akan terhambat. Aliran darah yang terhambat menyebabkan suplai oksigen di tubuh pun berkurang. Kondisi oksigen yang turun menyebabkan enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase) semakin banyak sehingga menyebabkan terjadi sintesis kolesterol berlebih.
               Penyusunan pola makanan yang sehat perlu diterapkan untuk mengantisipasi kenaikan kadar kolesterol. Dalam setiap makan perlu diingat kombinasi zat karbohidrat, protein, lemak yang sesuai dengan proporsinya, sehingga tidak terjadi gangguan pada metabolisme tubuh.

7.      Variasi Pengolahan Beras Merah 
                 Pengolahan beras merah umumnya ditumbuk atau pecah kulit. Sehingga warna aleuron merah yang menjadi ciri khasnya masih melekat dan mudah dibedakan dari beras lain.
                 Berbagai penelitian membuktikan bahwa lapisan aleuron ini kaya akan kandungan protein, vitamin, mineral, lemak dan serat yang penting bagi tubuh.
                 Dalam melakukan penelitian penulis mencari sebuah inovasi baru dari pengolahan beras merah. Variasi dibutuhkan untuk mencari racikan terbaik dari pengolahan beras merah.
                 Dalam Karya Tulis ini penulis mencoba membuat variasi pengolahan beras merah yaitu dengan membuat tapai dari beras merah. Proses ini disebut dengan fermentasi beras merah.
Fermentasi Beras Merah
Cara ini digunakan untuk menghasilkan jenis makanan seperti tapai, walau tidak lazim digunakan tetapi cara ini dapat dijadikan varian baru
a.      Fermentasi Beras Merah dengan Pengeringan
Langkah-langkahnya :
a)      Siapkan beras merah yang akan difermentasi
b)      Cuci beras tersebut hingga bersih
c)      Tuang beras merah pada nampan, lalu keringkan di bawah sinar matahari selama 7 jam
d)     Rendam beras merah selama 1 hari
e)      Setelah ditiriskan, letakkan beras merah pada toples. Kemudian taburi beras dengan ragi yang telah dihaluskan
f)       Amati perubahan yang terjadi selama proses fermentasi.
g)      Setelah 3 hari proses fermentasi akan selesai.






b.      Fermentasi Beras Merah dengan Dikukus
Langkah- langkahnya :
a)      Cuci beras merah dengan air tawar, buang beras merah yang terapung di air.
b)      Bilas beras dengan air tawar kemudian rendam selama 25 menit (Proses ini juga akan meningkatkan kandungan gizinya karena merangsang perkecambahan dimana terjadi perubahan protein menjadi asam amino essensial yang jauh lebih baik untuk dikonsumsi).
c)      Masukan beras merah ke dalam dandang untuk dikukus
d)     Setelah 20 menit angkat dandang, letakkan beras merah di nampan
e)Tunggu kukusan beras merah sampai dingin. Pendinginan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar uap air.
f)       Cuci kembali beras merah , setelah itu kukus dengan dandang lagi.
g)      Setelah beras lunak tuang kukusan beras merah ke toples untuk diberi ragi
h)      Ambil ragi yang telah dihaluskan untuk ditaburi ke dalam kukusan beras merah.
i)        Tutup toples, tempel dengan plester celah antara tutup dan wadah. Hal ini bertujuan untuk membuat proses fermentasi berlangsung sempurna.
j)        Letakkan toples di tempat yang kering. Diamkan toples selama 2 minggu.

      Dalam 3 hari proses fermentasi terjadi perubahan keadaan beras merah. Pada hari pertama air yang mengandung alkohol mulai membasahi dinding toples. Bau alkohol mulai terasa walaupun belum menyengat. Hal ini menandai bakteri Saccaromyces sp. mulai berkembang biak. Lingkungan yang anaerob (tanpa oksigen) ini sangat mendukung bagi pertumbuhan bakteri. Bau alkohol yang mulai merata menandakan perkembangbiakan bakteri yang menyeluruh.
      Pada hari kedua perubahan yang dapat teramati ialah beras merah yang mulai melunak dan agak sedikit lengket. Kandungan alkohol mulai bertambah seiring dengan pertumbuhan bakteri Saccaromyces sp. Di hari kedua juga terjadi perubahan dalam segi rasa. Rasa fermentasi beras merah menjadi agak manis serta ada kombinasi rasa masam. Rasa manis timbul dari perilaku bakteri yang mengubah zat karbohidrat menjadi amylum(zat gula). Mengenai rasa masam timbul dari efek fermentasi yang selalu menghasilkan rasa masam(seperti pada yoghurt).
      Pada hari ketiga kondisi fermentasi tapai hampir sama dengan hari kedua. Hanya saja pada dinding toples semakin basah. Aroma tapai sudah menyengat ini menandakan beras merah sudah menjadi tapaiberas merah.
      Untuk mengetahui keadaan fermentasi lebih lanjut, penulis mengambil tapai beras merah dari toples. Tekstur beras merah yang diambil menjadi lengket. Kadar air yang terkandung di tapai beras merah semakin banyak.
      Setelah tapai jadi, tapai kemudian diujikan kepada penderita kolesterol tinggi. Konsumsi tapai oleh penderita dilakukan selama 2 hari.

8.      Pengujian Olahan Tapai Beras Merah pada Sampel(2 orang)
      Untuk membuktikan khasiat dari olahan beras merah maka harus diujikan kepada manusia. Setelah penulis selesai membuat tapai, penulis mengujikannya kepada sampel. Sampel yang pertama ialah bapak Trimo Sudiyanto. Dia seorang penderita hiperglikemia dan berkolesterol cukup tinggi. Pak Trimo dalam 2 hari disuruh mengkonsumsi beras merah ,setelah menjalani pengecekan kolesterol di RS Saras Husada Purworejo pada tanggal 7 mei 2011, kadar koleterolnya menjadi turun 10% dari bulan sebelumnya.  Memang dari data scan hanya ditampilkan hasil kadar kolesterol selang waktu 2 tahun. Hal ini dikarenakan, hasil kolesterol periode tahun 2011 yakni  bulan April hilang. Namun dari keterangan bapak Trimo kadar kolesterolnya sudah turun dari sebelumnya.
      Untuk lebih meyakinkan hasil penelitian,  penulis melakukan uji lagi kepada sampel ke 2 yakni Ibu Astuti. Dia tidak menderita hiperkolesterolmia tetapi layak untuk diuji karena kata dokter bu Astuti merupakan jenis orang yang stabil(cocok untuk dijadikan percobaan). Sebelum diberi beras merah bu Astuti di cek kadar kolesterolnya di PKU Muhammadiyah Kutoarjo. Pengecekan dilakukan pada hari Sabtu, 18 Juni 2011. Hasil dari pengecekan menunjukan kadar kolesterol bu Astuti 208mg%(kategori sedang). Bu Astuti kemudian diberi tape beras merah untuk dikonsumsi. Dia juga mengkonsumsi nasi dari beras merah selama 2 hari. Perinciannya makan nasi merah sebanyak 4 kali(masing-masing hari 2 kali).
      Pada Hari Senin, tepatnya tanggal 20 Juni 2011, bu Astuti melakukan pengecekan kadar kolesterol di tempat yang sama(PKU Muhammadiyah Kutoarjo). Diketahui dari hasil pengecekan, kadar kolesterol total bu Astuti adalah 184mg%(kategori sehat). Hasil ini turun 24mg% dari pengecekan sebelumnya. Penurunan ini cukup signifikan mengingat selang waktu yang digunakan adalah 2 hari. Dari hasil pemeriksaan 2 sampel yang telah dilakukan, kesemuanya mengalami penurunan kadar kolesterol. Walaupun sampel 1 penurunannya tidak sesignifikan sampel 2.
BAB V
PENUTUP

A.     Simpulan
1.      Ragi beras merah berfungsi sebagai alternatif penurun kadar kolesterol yang efektif dan ekonomis(dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat).
2.      Fermentasi merupakan proses penguraian serta produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik(tanpa oksigen).
3.      Fermentasi beras merah dapat menghasilkan statin dan antioksidan.
4.      Variasi pengolahan beras merah dengan dibuat tapai yang telah dikukus, inokulasi(peragian), dan diperbolehkan untuk difermentasikan selama 24 hingga 48 jam atau lebih pada suhu suhu (250 sampai 300).
5.      Keuntungan dari peragian beras merah ialah diperolehnya pengobatan dengan biaya yang murah.
6.      Senyawa yang menyebabkan turunnya kolesterol pada beras merah adalah senyawa monacolin dan thiamin.
7.      Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti keju dan daging merupakan penyebab utama kenaikan kadar kolesterol.







B. Saran
a). Bagi pemerintah
1.      Untuk mengatasi kesulitan yang terjadi pada masyarakat mengenai pengobatan penurunan kadar kolesterol maka perlu adanya peranan pemerintah untuk memberikan modal kepada masyarakat sehingga mereka mampu mengembangkan produksi ragi beras merah.
2.      Menyediakan fasilitas pengobatan yang memadai bagi masyarakat.

b).  Bagi pembaca
1.   Konsumsi beras merah sebaiknya tidak berlebihan karena dapat   menyebabkan rasa mual.
2.   Jika ingin mencoba membuat ragi lakukan langkah sesuai urutan petunjuk.
3.   Periksakan kadar kolesterol Anda jika mengalami kelebihan berat badan.










DAFTAR PUSTAKA

 Andi. 2008. “Gaya Hidup Sehat”. Dalam Kompas edisi 23 Januari 2008.
 Manguneidjaja, Djumali dan Ani Suryani. 1994. Teknologi Bioproses
    Jakarta:   Penebar Swadaya.
  Rachmat,Adi. 1994. Bioteknologi Bahan  Bakar  (Biotenologi  Energi),   Jurusan  Pendidikan Biologi.Bandung: FPMIPA IKIP.
Slesser, M. and C.  Lewis. 1979.  Biological Energy  Resources.
New York: A Halsted Press Book.
Subinarto,Djoko. 2004. Bebas Kolesterol, Kiat Jitu Hidup Sehat Tanpa Kolesterol. Bandung: Media Inc.
Suherlan, Elan. 1994.  Bioteknologi Bahan Pangan, Jurusan  Pendidikan Biologi FPMIPA : IKIP Bandung.
Winarno, dkk. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia: Jakarta.
Lembaga Fisika Nasional, LIPI, Brosur Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Ragi Roti.           
http://id.wikipedia.org/wiki/Salak
http:// mama-rr.blogspot.com/gambar-biang-ragi
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1280&bih=701&q=ragi+beras+merah+&btnG=Penelusuran+Google&aq=f&aqi=&aql=&oq=ragi+beras+merah+&fp=1&cad=b
http://www.inilah .com
http://www.mediaindonesia.com


0 comments:

Post a Comment